PCINU.arabsaudi.net. Jeddah Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama yang ke-91 menjadi momentum semangat kebangsaan yang religius sekaligus membuka kembali riwayat dan perjalanan panjang / rihlah Syaikh Nawawi Al Bantani.
PCI-NU Arab Saudi mengadakan harlah NU ke 91 di Aula ICMI Masjid Indonesia Jeddah, Jum’at (10/3/) pukul 19.00 Waktu Arab Saudi, dihadiri Rais Aam PBNU KH. Ma’ruf Amin sekaligus mengisi acara inti pada acara tersebut. Ketua tanfidziyah PCINU Arab Saudi, Ir. Ahmad Fuad Abdul Wahab , Wakil Konjen RI Jeddah, Dicky Yunus, Staf Teknis Haji III Akhmad Jauhari Chariri serta warga nahdliyin dari berbagai kota Jeddah, Makkah, Madinah, Thaif, dan rombongan MWCI-NU Riyadh.
Dalam sambutan wakil Konjen RI Jeddah Dicky Yunus memberikan ucapan khusus selamat atas Dirgahayu Nahdlatul Ulama ke 91. “91 tahun merupakan usia yang sangat matang bagi organisasi untuk menjawab tantangan bangsa, Dicky juga menyampaikan KJRI Jeddah menitip pesan untuk warga Nahdliyin mari bersama-sama bergandeng tangan untuk mendukung program yang pro rakyat, program yang di tujukan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dari berbagai suku di Arab Saudi, “terangnya
Hal yang sama dalam tausiyah KH. Ma’ruf Amin menceritakan kedalaman ilmu Muhammad Nawawi Al Jawi yang tak lain adalah Syaikh Nawawi Al Bantani adalah Ulama yang Faqihun Syafi’iyun, seorang ahli fiqh madzhab Imam Syafi’i. NU itu wala tekstualia wala liberalia walakin tawashutiyah, moderat tapi tidak staktis tetap dinamis cara berfikir, moderat tapi tidak keluar dari rel manhajiyah. NU punya beberapa amaliah. “di NU itu ada aqidah nahdliyah, fikroh nahdliyah, amaliah nahdliyah,” jelas KH. Ma’ruf Amin. “NU itu harus berada dalam garis-garis yang di lahirkan Nahdlatul Ulama,” lanjutnya
NU (Nahdlatul Ulama) merupakan ormas terbesar di Indonesia yang menjadi benteng pertahanan Ideologi kebangsaan dibalik kuatnya ideologi radikalisme dan yang tidak sesuai dengan ketentuan UUD 1945. (Slamet)